Winda Yulia, Pahlawan Desa Terpencil

Jakarta --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hari ini, Jumat (30/11) berkabung. Hal ini disebabkan telah meninggalnya salah seorang guru peserta program Sarjana Mengajar daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T), Winda Yulia. Winda meninggal seusai menghadiri rapat koordinasi SM3T di Kantor Dikpora Kabupaten Aceh Timur, sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (26/11). Seharusnya, Winda, ketiga rekannya, dan dua orang supir akan kembali ke Desa Melidi, tempat mereka bertugas. Namun, arus sungai menghantam perahu boat yang ditumpangi.
Setelah melalui pencarian selama empat hari, Winda akhirnya ditemukan tak bernyawa, Kamis siang (29/11). Sedangkan, rekannya Geugeut Zaludiosanusa Anafi masih dalam tahap pencarian.
Saat ini Winda disemayamkan di universitas asalnya di Universitas Pendidikan Indonesia, Mesjid Kampus untuk disholatkan, sebelum diserahkan kepada keluarga di daerah asalnya Kalurahan Panumbangan, Ciamis untuk dikebumikan.
Seusai menghadiri penyemayaman di UPI, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriadi Rustad menyatakan dukacita yang sedalam-dalamnya atas peristiwa naas tersebut. "Pemerintah menghargai jasa beliau, dan menganggap beliau mengalami musibah saat menjalankan tugas negara," ujarnya di Mesjid Al Fuqrog UPI, Bandung, Jumat (30/11). Supriadi juga sangat berharap Geugeut dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Beasiswa terhadap keluarga korban yang ditinggalkan akan diberikan. Supriadi menerangkan beasiswa akan diberikan kepada seluruh keluarga kandung dari Winda. Apabila tidak terdapat keluarga kandung maka satu orang yang ditunjuk oleh keluarga menjadi perwakilan. "Beasiswanya full coverage,"terang Supriadi.
Pemberian beasiswa ini merupakan wujud perhatian Kemdikbud atas pengorbanan alumni terbaik Jurusan Matematika UPI tersebut. "Semangat Winda akan kami teruskan melalui keluarganya untuk bersekolah,"terang Supriadi.
Rektor UPI Sunaryo Kartadinata menambahkan pihak universitas akan berusaha memfasilitasi keinginan keluarga dari Geugeut. Pencarian tim SAR, dan UPI akan Geugeut akan terus dilanjutkan. Hal ini sesuai atas permintaan keluarga. "Ada sebanyak dua tim yang ikut memantau, dari kami dan juga dari Universitas Negeri Medan," jelasnya.
SM3T adalah program sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun. Program ini akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru. Pengiriman peserta SM3T telah dilakukan dua angkatan yaitu sebanyak 2479 peserta pada November 2011-Oktober 2012, dan sebanyak 2726 peserta untuk masa pengabdian November 2012-Oktober 2013. Wilayah pengabdian adalah 34 kabupaten dari 9 provinsi sasaran. Diantaranya, Aceh, Kepulauan Riau, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku.
Tindak Lanjut Bencana
Di akhir wawancara, Supriyadi menegaskan tidak akan menghentikan pengiriman peserta SM3T ke lokasi pengabdian. Hal ini mengingat akan kebutuhan tenaga pendidik yang akan mengajar anak-anak di wilayah tersebut. "Program akan tetap dilanjutkan, tapi seluruh prosedur akan dievaluasi termasuk cara penempatan, dan pembekalan," terangnya.
Selaku penanggungjawab program SM3T, Dia menjelaskan tim SM3T telah dikumpulkan di Yogyakarta untuk mengevaluasi seluruh standar operasional program pengabdian sarjana pendidikan tersebut. "Terus terang saya shock, dan langsung saya kumpulkan semua di Yogya,"terangnya lunglai. Nantinya, terdapat kemungkinan untuk menyertakan sektor di luar pendidikan untuk mendukung program ini, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat."Ini kita upayakan agar anak-anak yang kita kirim selamat dalam bertugas," tegasnya.*** (GG)

Sponsor Link:


Komentar